Pandemi Covid-19 diprediksi akan segera berakhir. Hal ini bisa terjadi apabila kondisi dunia sesuai prediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada akhir Februari lalu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata fase bahaya akibat Covid-19 bisa selesai pada pertengahan 2022. Akan tetapi ada dua syarat yang bisa membuat prediksi ini terwujud.
Pertama, tingkat vaksinasi di beberapa negara sudah sangat tinggi dan harus lebih didistribusikan secara merata. Kedua, keparahan gejala Covid-19 yang dibawa varian Omicron tidak seberat varian-varian sebelumnya.
Meski fase akut pandemi berakhir, Tedros mengingatkan dunia agar harus bersiap untuk potensi lebih banyak varian yang muncul di masa depan. Bahkan, kata dia, kondisi ideal untuk varian yang lebih menular dan lebih berbahaya bisa terjadi.
Direktur Darurat WHO Michael Ryan mengatakan 2022 akan menjadi titik balik pandemi yang bisa berubah statusnya menjadi endemi. Menurut KBBI, endemi berarti penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.
“Apa yang perlu kita lakukan adalah mencapai tingkat kejadian penyakit yang rendah dengan vaksinasi maksimum dari populasi kita sehingga tak ada yang harus mati. Itulah akhir dari keadaan darurat dalam pandangan saya. Itulah akhir dari pandemi,’ kata Ryan dikutip dariĀ CNBC Internasional.
Berdasarkan data WHO, per Minggu (20/3/2022) waktu Indonesia tercatat ada 464 juta lebih kasus Covid-19 di dunia. Dari jumlah tersebut, 1,9 juta di antaranya muncul dalam kurun 24 jam terakhir.
Eropa menjadi wilayah dengan kasus Covid-19 terbanyak yaitu mencapai 191 juta kasus. Menyusul setelahnya ada Benua Amerika (149,4 juta kasus), Asia dan Asia Tenggara (56,6 juta), kawasan Timur Pasifik (36,8 juta), Timur Tengah (21,4 juta), dan Afrika (8,5 juta)
Pada saat yang sama, sebanyak 10,9 miliar dosis vaksin tercatat sudah didistribusikan ke berbagai negara.
Selalu Waspada Dengan Covid 19 Varian Baru
WHO tak menutup kemungkinan akan adanya varian lain dari virus tersebut di masa depan, termasuk risiko munculnya virus yang lebih mematikan. Seiring masuknya musim dingin di wilayah negara belahan selatan bumi fortuna808, WHO memperingatkan risiko tinggi gelombang baru lain dari pandemi.
Sebagai informasi, dilaporkan virus Corona lebih cepat menyebar pada suhu yang lebih dingin. Saat itu, orang cenderung berkumpul dengan jumlah lebih besar di dalam ruangan.
“Dengan virus yang masih beredar, risiko munculnya varian baru serta potensi lebih mematikan tetap ada, dan langkah pengendalian pandemi sangat penting untuk respons efektif pada saat adanya lonjakan infeksi,” kata Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti.
WHO juga melaporkan kasus dan kematian akibat Covid-19 di Afrika telah turun pada level terendah sejak pandemi dimulai. Infeksi karena lonjakan Omicron menurun dari saat puncak yakni lebih dari 308 kasus minggu menjadi kurang dari 20 ribu minggu lalu.
Kasus yang dilaporkan dan kematian menurun 29% dan 37% pada minggu lalu. Kematian akibat Covid-19 menurun 239 dari minggu sebelumnya. WHO juga mencatat laporan kasus tingkat rendah itu bahkan belum terlihat sejak April 2020, tahapan awal pandemi di wilayah Afrika.