Menyebutkan Bali saja akan memunculkan citra beragam lanskap sawah yang subur dan lereng bukit vulkanik yang tandus, garis pantai yang terjal dan pantai berpasir, menjadikannya salah satu surga dunia yang paling terkenal di dunia. Pulau kecil Indonesia yang kaya akan tradisi dan budaya, membuatnya dikenal sebagai Pulau Dewata.
Ke mana pun Anda pergi di Bali, Anda akan selalu menemukan sesajen bunga beraneka warna menghiasi jalanan, pohon dan patung yang dibungkus kain kotak-kotak, dan simbol swastika di mana-mana. Sementara kebanyakan dari kita samar-samar tahu mereka menyerupai sesuatu yang religius, mereka memiliki makna yang sangat dalam bagi orang Bali.
Kami telah merangkum konotasinya untuk pencerahan mudah Anda di bawah ini.
Canang sari
Seringkali, sesaji kecil ini disertai dengan porsi kecil makanan, meskipun hanya sejumput sayur atau daging, dan ditaburi garam. Beberapa penyembah menambahkan elemen tertentu pada persembahan mereka, misalnya, toko roti mungkin menambahkan beberapa remah roti dan warung akan memasukkan nasi dan ayam sebagai bagian dari persembahan mereka.
Di candi, canang sari ditempatkan di tempat pemujaan untuk dewa yang lebih tinggi dan di tanah untuk roh yang lebih rendah.
Sesaji kecil ini ditempatkan di mana-mana, dan penduduk setempat percaya bahwa itu adalah nasib buruk jika Anda tidak sengaja menginjaknya. Jadi, perhatikan langkah Anda!
Kain poleng
Pemandangan umum (well, umum untuk penduduk setempat!) lainnya ketika Anda berkendara melalui jalan-jalan di Bali adalah kain kotak-kotak hitam dan kotak-kotak yang oleh penduduk setempat disebut kain poleng .
Biasanya ditemukan melilit batang pohon, patung dan kuil. Kain hitam putih bukan untuk estetika, tetapi sebenarnya merupakan simbol dari “Rwa Bhineda”, yang mengacu pada keseimbangan alam. Orang Bali percaya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki dua kekuatan kontras yang perlu sama-sama dihormati, seperti siang dan malam, serta kesedihan dan kebahagiaan.
Kain poleng melambangkan konsep ini dengan sempurna karena warna hitam melambangkan kegelapan, sedangkan warna putih melambangkan terang. Pola mewakili dualitas, dan seluruh kain berfungsi sebagai pengingat bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan dalam harmoni.
Jadi, setiap kali Anda melihat kain poleng di Bali, ingatlah untuk menciptakan harmoni dalam diri Anda dan orang lain, serta alam dan roh gaib.
Bija
Mayoritas orang Bali beragama Hindu, dan karena masyarakatnya yang sangat religius dan banyak pura Hindu, pulau ini juga dikenal sebagai Pulau Seribu Pura. Ada banyak upacara pemujaan yang dilakukan setiap hari dan di akhir upacara, Anda akan menerima bija .
Apa itu bija , Anda bertanya? Ini sebutir beras yang telah dicuci dengan air suci dan kadang-kadang, dicampur dengan kunyit.
Biasanya ditempatkan di tiga tempat dan penempatannya juga memiliki arti yang berbeda. Ketika diletakkan di dahi di antara alis, dipercaya dapat memberikan sinar kebijaksanaan kepada orang tersebut. Saat berada di area leher, melambangkan kebahagiaan.
Jika seseorang menelan sebutir beras, diyakini hidup Anda akan dipenuhi dengan kemakmuran.
Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa alam bali sangat memukau. Kita bisa mengunjungi banyak tempat wisata dalam hitungan hari. Apalagi jika kita memutuskan untuk sewa mobil bali, maka akan makin banyak tempat wisata yang kita temukan. Karena mereka menguasai medan.
Jika anda kesulitan menemukan penyedia rental mobil, mungkin ada baiknya mempertimbangkan layanan yang ditawarkan oleh balibijacarrental.com