Nasib Idustri Migas Di Dimasa Depan

Indonesia selagi ini sedang menghadapi tantangan besar di industri minyak dan gas (migas) terutama minyak flow meter. Sebab, mengolah minyak Indonesia mengalami penurunan gara-gara sejumlah sumur yang udah tua.

Lantas, bagaimana langkah peningkatannya?

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia sebenarnya tetap mempunyai potensi cadangan minyak yang besar gara-gara selagi ini tetap mempunyai 128 cekungan migas.

“Dari 54 cekungan migas ini, baru 18 yang berstatus production,” kata Dwi di dalam acara Sarasehan Migas Nasional kedua di Jakarta

Lanjutnya, cadangan minyak Indonesia selagi ini tercatat 3,8 miliar barel. Kemudian, dari sisa cekungan yang belum dieksplorasi yaitu sebanyak 74 cekungan menaruh potensi minyak 7,5 miliar barel.

“Kita mempunyai cadangan 3,8 miliar barrel, dari 74 yang belum tersentuh potensi minyak buminya 7,5 miliar barel. Jadi potensi di di dalam sana tetap terlampau besar,” ujarnya.

Pihaknya termasuk tetap melakukan perbaikan iklim investasi migas sebagai tidak benar satu langkah menambah kinerja sektor hulu migas yang tetap merupakan andalan pemasukan negara.

Dikatakannya, selagi ini kontribusi PNPB nasional paling tinggi adalah sektor migas yang capai 40% PNP.

“Dalam 2 th. paling akhir investasi senantiasa meningkat. Di th. 2018 USD 11 miliar dan di th. 2019 ditargetkan jadi USD 14,7 miliar. Saat ini, bersama dengan ada dana komitmen pasti maka investasi sektor migas bisa diperbaiki lebih baik di era mendatang,” jelasnya.

Investasi kesibukan migas, tambahnya termasuk tumbuh secara masif. Sesuai Nawacita kemudahan investasi tetap dilakukan. Pemberian proses fiskal yang lebih fleksibel, penyederhanaan perijinan dan perbaikan tata kelola.

“Sektor Migas akan tetap mempunyai energi saing. Kondisi harga international energi memberikan pengaruh. Selain investasi adalah menawarkan wilayah kerja baru selagi ini SKK Migas udah dan akan tetap laksanakan roadshow serta menawarkan 10 potensial tempat sebagai usaha capai road to Giant Discovery,” imbuhnya.

“Di era digital dan revolusi industri 4.0 bisa dimanfaatkan pula oleh industri migas nasional untuk menambah energi saing melalui pemakaian IT di dalam beragam aspek operasi agar bisa menambah efisien di dalam proses produksi,” pungkasnya.